Jumat, 12 Oktober 2012

Musik Nusantara Geser Kpop?


Grup K-Pop SNSD (Foto:fanpop.com)
Menurut dia, musik kreatif nusantara sangat potensial untuk menyaingi musik asing termasuk K-Pop karena sesungguhnya kesenian Indonesia sudah memiliki peminat khusus di pasar global.
Jakarta, Aktual.co — Musik kreatif Nusantara dinilai sangat potensial untuk menyaingi budaya dan gelombang Korean Pop (K-Pop) yang sedang populer dalam beberapa tahun terakhir.

"Potensi kita sangat besar karena kita memiliki ratusan kebudayaan lokal yang siap diterjemahkan ke dalam karya-karya post-modernisme," kata Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Seni dan Budaya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Ukus Kuswara di Jakarta, Selasa (2/10).

Menurut dia, musik kreatif nusantara sangat potensial untuk menyaingi musik asing termasuk K-Pop karena sesungguhnya kesenian Indonesia sudah memiliki peminat khusus di pasar global.

Ia mencontohkan, musik gamelan saat ini sudah terdapat pada 35 stage di dunia. Bahkan di California, Amerika Serikat, gamelan terdapat di 20 kota, sedangkan di Jepang terdapat 52 sanggar kesenian Indonesia.

"Masalahnya tinggal bagaimana menjadikan kekayaan itu memiliki nilai pasar yang menguntungkan. Di dunia industri musik dunia, beberapa grup yang berasal dari Indonesia telah memiliki pasar tersendiri di panggung-panggung internasional," katanya.

Apalagi saat ini ada kecenderungan post-modernisme yang mendorong tren dunia untuk mengejar identitas lokal sebagai warna dalam karya kesenian musik.

"Tren kecenderungan pemikiran semacam ini menjadi kesempatan yang tidak bisa dilewatkan oleh bangsa Indonesia, karena kita punya ratusan kebudayaan lokal," katanya.

Menurut dia, hal terpenting saat ini adalah mengoptimalkan kelokalan terlebih dahulu sebelum memberikan sentuhan aspek-aspek yang bisa membuat sebuah musik untuk bisa "go" internasional, misalnya sentuhan manajemen dan teknologi.

"Semua itu, kalau ada bibitnya yang bagus pasti bisa dikembangkan agar bisa laku dikomersialkan," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya menggelar Festival Nasional Kesenian Musik Nusantara untuk Remaja tahun ini agar bisa menjadi wahana untuk mengeksplorasi potensi musik tradisional.

"Festival ini diharapkan bisa melahirkan karya-karya musik dengan basis tradisi tapi menyajikan karya-karya yang kontemporer dalam pengertian komposernya selalu menyandarkan diri pada potensi lokal tetapi melahirkan karya musik yang bisa dinikmati oleh masyarakat modern," katanya.

Festival itu diikuti oleh 22 peserta dari berbagai provinsi di Indonesia dan diharapkan mampu mendorong generasi muda Indonesia untuk melahirkan karya musik yang inovatif, orisinil, unik, dan khas.

"Dulu yang menciptakan gamelan, keroncong, dangdut, pop, dan musik kontemporer juga adalah para remaja. Jadi saya harapkan akan lahir karya musik inovatif berbasis budaya lokal dari festival ini," kata Ukus Kuswara.

Pihaknya mencatat kontribusi industri musik tradisional terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 3,48 persen dari total kontribusi industri musik di tanah air.

Sedangkan kontribusi industri kreatif secara keseluruhan terhadap PDB tercatat 7,8 persen.

0 komentar:

Posting Komentar